Sinopsis dan Klasifikasi Syair Si Pahit Lidah
Oleh:
Ayu Budi Kususma Wardhani
09/282334/SA/14771
· Sinopsis
Tersebutlah sebuah kisah di
Perseteruan itu telah berubah menjadi perkelahian. Namun, Rie Tabing menghentikan perkelahian karena menyadari kesaktian Serunting yang melebihi dirinya. Ia berusaha mencari jalan lain untuk mengalahkan lawannya. Ia membujuk Sitti (isterinya yang merupakan adik dari Serunting) untuk memberitahukan rahasia kesaktian Serunting. Menurut isteri Rie Tabing, kesaktian dari kakaknya berada pada tumbuhan ilalang yang bergetar (meskipun tidak ditiup angin). Bermodalkan informasi itu, Aria Tebing kembali menantang Serunting untuk berkelahi. Dengan sengaja ia menancapkan tombaknya pada ilalang yang bergetar itu. Serunting terjatuh, dan terluka parah.
Kemudian, ia pergi mengembara karena merasa terpukul atas pengkhianatan adiknya. Ia sempat menghadap Baginda Raja Majapahit di pulau Jawa untuk meminta kesaktian, tetapi ia tidak mendapatkannya. Akhirnya, Serunting bertapa di hutan. Meskipun dalam pertapaan ia digoda oleh jin dan setan, tetapi imannya tetap kuat. Ia bertahan dalam hujan dan panas selama sepuluh bulan. Setelah raja mendengar bahwa Serunting bertapa selama sepuluh bulan, ia menyuruh pengawal dan para menteri untuk menjemput Serunting di hutan. Ketika ditemui di hutan, tubuh Serunting sangat kurus dan ia hampir meninggal. Kemudian, Serunting dibawa ke istana untuk diobati. Setelah Serunting sembuh, raja menyuruhnya untuk berhenti bertapa dan pulang ke negeri asalnya.
Namun, Serunting tidak menyerah. Ia membuktikan kesungguhan hatinya dengan bertapa sekali lagi. Ia kembali dijemput oleh para menteri dalam keadaan yang hampir meninggal. Setelah ia sembuh, ia memohon kepada raja agar diberikan kesaktian. Namun, raja tetap menolak. Akhirnya, ratu pun luluh melihat kegigihan Serunting. Ratu menyuruh Serunting untuk menengadahkan mulutnya. Kemudian, mulut Serunting diludahi oleh ratu. Serunting sebenarnya merasa dihina, namun ia tahan perasaan itu. Ia merasa usahanya selama ini gagal. Ia tidak mendapatkan kesaktian dari Sang Raja.
Ketika ia melewati kebun istana, ia melihat buah yang ranum. Buah itu merupakan buah yang khusus dipetik hanya untuk ratu dan dijaga oleh banyak pengawal. Pengawal tersebut memberikan satu buah kepada Serunting untuk dicicipi. Ketika Serunting meminta lagi untuk perjalanan pulang, pengawal itu menolaknya. Pengawal takut dimarahi oleh ratu. Serunting marah karena tidak mendapatkan buah yang lezat itu lagi. Tanpa sengaja, ia berucap bahwa buah itu pahit lalu melenggang pergi.
Keesokan harinya, buah itu dipetik dan dihidangkan kepada raja dan ratu. Raja dan ratu marah karena buah yang dulunya lezat menjadi pahit sampai ke sumsum tulang. Raja dan ratu memanggil pengawal untuk meminta penjelasan. Pengawal menceritakan semuanya, termasuk perkataan dari Serunting. Raja dan ratu akhirnya mengerti bahwa Serunting belum mengetahui kesaktiannya. Sebenarnya, ketika meludahi mulut Serunting, ratu telah memberikan kesaktiannya. Kesaktian tersebut berupa apapun perkataan Serunting akan menjadi kenyataan. Buah milik ratu akhirnya menjadi sangat pahit dan tidak selezat dulu. Oleh karena itu, mereka menjuluki Serunting sebagai Si Pahit Lidah.
Serunting meninggalkan Majapahit dan kembali ke
Ketika Serunting sampai di rumahnya, ia melihat adiknya hanya seorang diri. Ia menanyakan Rie Tabing kepada adiknya. Sitti hanya menjawab bahwa suaminya telah pergi meninggalkan dirinya dan tidak ada kabarnya lagi. Akhirnya, Serunting mengetahui kesaktiannya ketika tanpa sengaja membuat adiknya menjadi batu akibat kata-katanya. Serunting bingung harus berbuat apa. Ia bahagia dengan kesaktian yang didapatkan, tetapi ia sedih dengan nasib adiknya. Lalu, nama Serunting sebagai Si Pahit Lidah mulai menyebar ke seluruh negeri. Semua orang takut saat menatapnya. Serunting menjadi orang yang takabur. Ia menyumpahi semua orang yang membuatnya marah menjadi batu. Namun, ia juga pernah berbuat kebaikan dengan mengubah tongkat seorang nenek tua menjadi emas sehingga nenek itu menjadi orang kaya.
Hari berganti hari, Serunting merindukan adanya keluarga. Ia ingin memiliki istri dan anak. Setelah mendengar cerita dari seorang nenek tentang tujuh bidadari yang mandi di sungai, ia penasaran untuk melihat mereka. Ketika bidadari-bidadari itu mandi di sungai, ia mencuri salah satu selendang dari ketujuh bidadari. Akibatnya, bidadari bungsu tidak dapat kembali ke khayangan. Serunting menolongnya dan mereka saling jatuh cinta. Mereka mempunyai anak dan membentuk keluarga yang bahagia. Pada suatu hari, Serunting tanpa sengaja memberikan selendang kepada istinya yang ingin menari. Setelah mendapatkan selendangnya, isterinya kembali menjadi bidadari dan terbang ke khayangan. Sang bidadari meninggalkan suami dan anaknya.
Sejak kepergian isterinya, Serunting menjadi semakin kejam. Ia mengutuk semua orang menjadi batu. Kesaktian dan kekejaman Si Pahit Lidah didengar sampai ke telinga Si Mata Empat. Suatu hari, Si Mata Empat muncul dan mengajak Si Pahit Lidah bertarung. Mereka berdua mempunyai kesaktian yang sama hebatnya. Namun, pada akhirnya, Si Pahit Lidah meninggal dunia dan Si Mata Empat menjadi pemenangnya. Cerita Si Pahit Lidah dan seluruh kekejamannya berakhir di sini.
· Klasifikasi
Menurut teori Winstedt, Syair Si Pahit Lidah termasuk di dalam kesusastraan rakyat atau folk literature. Hal ini dapat dibuktikan dari isi syair yang menceritakan mengenai legenda rakyat di