Belajar Menulis 3,,

Posted by Just Abud Label:

Oh Bulan, Sahabatku

Dinginnya malam ini kulewati sendiri dengan memandang keindahan sinar rembulan yang kian lama kian memudar. Keindahan yang setiap harinya kupandangi dengan tatapan kehampaan. Hari-hari yang kulewati dengan kesendirian dan perasaan kesepian. Tapi semua berubah karena sinarnya.

Kini saat malam tiba aku tak hanya memandang sinarnya tapi juga menyapanya. Aku berbicara dengannya, mengungkapkan semuanya. Tertawa dan menagis bersama. Kesuraman sinarnya hanyut bersama kesedihanku dan keindahan sinarnya seakan menghiburku. Memilikinya sebagai sahabat membuatku percaya lagi dengan perasaan yang telah lama hilang. Sebuah kepercayaan yang telah lama mereka rebut dariku. Kepercayaan yang aku berikan dengan ketulusan dan dibayar dengan sebuah penghianatan yang menyakitkan.

“Ngapain sih kamu setiap hari ngelamun di teras? Kadang-kadang ngomong sendiri trus nangis dan senyum-senyum sendiri kayak orang gila aja!” tanya kakakku suatu hari. “Cuma lagi curhat.” jawabku singkat. ”Curhat? Sama siapa?” tanyanya penasaran.“Sama bulan.” jawabku cuek. “Anak aneh!” katanya dengan menggerutu. Aku tak peduli pendapat mereka semua. Mereka mau bilang aku aneh atau gila, aku sudah kebal. Mereka tak tahu bagaimana rasanya dikhianati oleh seorang sahabat yang telah diberikan sejuta kepercayaan. Apa salahnya menumpahkan semuanya pada rembulan. Dia tak akan pernah mengkhianatiku. Semua rahasiaku aman dalam sinarnya. Aku juga tak kan menorehkan kisahku pada tulisan harian, karena dia juga telah mengkhianatiku dengan membiarkan semua orang membacanya dengan santai seakan membaca komik atau majalah remaja.

Tapi kini sahabatku satu-satunya juga telah terengut musim. Hujan telah membasahi bumi dan menenggelamkan sahabatku. Tak ada lagi rembulan indah di malam hari, yang ada hanya langit hitam nan kelam. Aku jadi gadis kesepian di musim hujan. Gadis yang setiap harinya menanti sahabatnya untuk bercahaya. Tapi kepercayaanku kali ini tak akan hilang, akan selalu terjaga sampai langit cerah di malam hari kembali ada. Dan bila saat itu tiba bulan sahabatku akan kembali memancarkan sinarnya.

Rembulan...
Datanglah padaku malam ini..
Aku menunggumu..
Aku menantimu..
Rinduku tak kunjung mati..
Hatiku kian perih..
Menahan kegalauan hati..
Cepatlah datang lagi..

0 komentar:

Posting Komentar